Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Selasa, Maret 10, 2009

Agresi Israel melanggar batas-batas kemanusiaan

Diposting oleh M.Islahul Hadafi Yasir

Dalih bahwa serangan Israel ditujukan untuk melawan Hamas dinilai internasional hanya sebagai pembenaran belaka untuk melakukan agresi secara brutal. Buktinya, tim medis dan segala bentuk bala bantuan kemanusiaan ternyata tidak luput dijadikan target penyerangan. Bahkan tidak itu saja. Dari sekitar 700 orang korban jiwa separuhnya adalah sipil yaitu anak-anak dan wanita.
Tentara Israel memerintahkan para petugas kemanusiaan dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan Bulan Sabit Merah yang ingin membantu mengevakuasi korban, Rabu (7/1). Seperti dilaporkan AFP, pada hari Rabu para petugas ICRC dan Bulan Sabit Merah Palestina menemukan 12 orang tewas dan paling tidak 19 orang masih hidup, termasuk beberapa orang yang cedera dan empat anak-anak yang lemah , di rumah-rumah yang terkena serangan di daerah Zaytun, kurang dari 100 meter dari posisi militer Israel, kata ICRC dalam sebuah pernyataan. Tentara Israel memerintahkan para petugas pertolongan meninggalkan lokasi itu tetapi mereka menolak."ICRC yakin bahwa dalam hal ini militer Israel tidak memenuhi kewajibannya sesuai hukum kemanusiaan internasional untuk merawat dan mengevakuasi mereka yang cedera," kata pernyataan langsung yang tidak biasa dilakukan ICRC itu.
Banyak mereka yang cedera kabarnya berada di tempat penampungan di rumah-rumah lainnya yang hancur di Zaytun dan ICRC menuntut akses segera untuk mencari mereka yang selamat. "Militer Israel harus mengetahui situasi itu tetapi tidak membantu mereka yang cedera. Mereka juga tidak memungkinkan bagi kami atau Bulan Sabit Merah Palestina untuk membantu korban yang cedera," tambahnya. Sedikitnya seorang dokter Palestina terbunuh dalam serangan udara Israel yang diluncurkan dari kapal-kapal laut Israel yang membidik gedung-gedung pemerintahan, Selasa 30 Desember 2008.Muhammad Ibrahim Samouni, yang bekerja untuk proyek distribusi makanan Care, telah tewas pada hari Selasa (6/1), dalam serangan udara Israel di Gaza. "Ini bukti lebih lanjut bahwa setiap serangan, bahkan satu target, akan mengakibatkan korban sipil," ujar Martha Myers, direktur Care di Tepi Barat dan Gaza.Tentara Israel menggempur sejumlah rumah warga sipil dan tiga sekolah milik badan bantuan PBB untuk pengungsi (UNRWA) yang digunakan oleh warga sebagai tempat perlindungan. Ratusan warga Palestina dibombardir Israel setelah mereka mencari perlindungan dari rumah-rumah sehingga total korban sehari sebanyak 135 orang meninggal dan 100 lainnya luka-luka. Ketua biro delegasi umum UNWRA, Adnan Abu Hasanah, menegaskan dalam pernyataan persnya bahwa Israel padahal sudah diberi tahu sebelumnya oleh pihak PBB soal tempat sekolah-sekolah yang dijadikan tempat pengungsian bagi sejumlah keluarga Palestina yang meninggalkan rumah mereka yang dibom Israel melalui pesawat tempur. Bendera UNWRA dikibarkan di atas sekolah itu. Namun Israel tetap menyerangnya.

0 komentar: